Suwarjo – Personal Name Eliasa Eva Imania – Personal Name. 55 Permainan Games dalam Bimbingan dan Konseling. Buku Konseling Paramitra Publishing Home Facebook PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 KALASAN. 55 permainan dalam bimbingan dan konseling. Mendesain Media Bimbingan Konseling 56-66 Paket 7. Buku 55 Permainan dalam Bimbingan dan Konseling Dilengkapi CD. Dengan mengadopsi strategi sehat otak yang dirinci dalam buku teknik permainan dalam bimbingan kelompok ini Anda dapat mengakali gen Anda mengerem penuaan dan bahkan ice breaking bimbingan kelompok membalikkan proses penuaan sehingga Anda terlihat dan merasa lebih permainan bimbingan konseling muda dalam waktu yang. Permainan Dalam Bimbingan dan Konseling. Fungsi bimbingan konseling dan contohnya. Adanya pemaknaan dibalik permainan sebagai bahan refleksi diri membuat siswa lebih mengerti akan maksud dan tujuan pemberian permainan. Menurut Suwarjo 201118 agar proses permainan berjalan lancar dan sesuai dengan harapan maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor atau fasilitator dalam permainan yaitu. BEBERAPA GAMES PERMAINAN YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK. Peran Permaianan dalam Bimbingan dan Konseling. Eva Imania EliasaMPd Permainan Dalam BK dalam MGBK SMA KabSleman 16 November 2011 0 PERMAINAN GAMES DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disajikan dalam Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling SMA Se-Kabupaten Sleman Di SMAN 1 Kalasan Rabu 16 November 2011. REALISASI EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih mereka mengadakan pertemuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu terdapat aturan dan batasan waktu. Play media dan expressive arts berfungsi dalam pekerjaan seorang konselor karena. Tahapan Dialog Socrates Dalam Bimbingan Kelompok. Permainan ini dimainkan dalam ruangan tujuannya adalah untukmenumbuhkan kebersamaan antara siswa. Teknik Pemilihan Media Bimbingan Konseling 67. Media Permainan dalam Bimbingan Konseling 41-55 Paket 6. Buku 55 Permainan Games dalam Bimbingan dan Konseling- Paramitra Publishing. Berikut ini adalah beberapa fungsi bimbingan dan konseling antara lain. Yang menjadi instruktur dalampermainan ini adalah konselor. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa permainan dapat digunakan sebagai teknik dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. 55 Permainan Games dalam Bimbingan dan Konseling. Dalam menggunakan permainan sebagai suatu teknik perlu memperhatikan hal-hal berikut ini. Sedang simulasi merupakan meniru situasi-situasi. Permainan simulasi terdiri dari dua kata yaitu permainan dan simulasi. Suwarjo Eva Imania Eliasa MPd. Eva Imania EliasaMPd Games Dalam BK dalam MGBK Nasional Tangerang 3-5 Februari 2012 1 GAMES DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh. Universitas Negeri Padang Sugiyono. B Sasaran Layanan. Dan hal-hal yang harus diperhatikan pada permaianan dalam Bimbingan dan Konseling. Bogem Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta 55571 telp 0274 496040 RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A Materi. PERMAINAN 1 Judul. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. TEKNIK ROLE PLAYING DALAM KONSELING KELOMPOK Uray Herlina Program studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jalan ampera No. SabaQuBelajar Bermain Bersenang-senangPermainan inovatif untuk membantu anak belajar secara menyenangkanDengan mekanisme periksa sendiri jawabanmu mem. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Info Detil Spesifik-Pernyataan Tanggungjawab. Permainan ini berintikkan penggabungan atau perangkaian nama dari semua anggota kelompok termasuk pembimbing kelompok Tujuan dan Nilai Kelompok Permainan dilaksanakan pada awal kegiatan kelompok tahap pembentukan agar semua peserta mengenal dan menghapal nama semua anggota dan dengan demikian akan meningkatkan keakraban dan. Teknik Permainan Simulasi Dalam Bimbingan Kelompok. Buku 55 permainan dalam bimbingan dan Konseling oleh Eva Imania Eliasa. Eva Imania EliasaMPd A. Bagian pertama berisi materi tentang apakah permainan itu. Penerbit Paramitra Publishing Yogyakarta ISBN 978602953047. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah. PENDAHULUAN Bermain dan permainan sudah ada sejak jaman prasejarah sampai masa sekarang ini. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya. Permainan Games Dalam Bimbingan dan Konseling 2013-10-01T1106000700 Rating. Pada makalah ini pemakalah akan membahas beberapa permainan yang bisa digunakan dalam proses konseling diantaranya Ini Namaku Lanjutkan Ceritaku Apa yang Jatuh kalung kertas dan the longest tie. Pra Permainan Sebelum berlangsungnya aktivitas permainan sebaiknya mempersiapkan. Bagaimana fungsi dan jenis permainan. Penggunaan media bermain dan expresive arts dapat digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan. Membentuk daya ingat akan kenangan dengan penulis tersebut dan akan membawa suasana yang hangat dan ceria. Buku 55 Permaianan dalam Bimbingan dan Konseling ini dibagi ke dalam dua bagian. 1 anak biasanya tidak mempunyai kemampuan verbal untuk bertanya menolong membantu permasalahannya bermain salah satu cara. Permainan untuk bimbingan kelompok. Menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal satu sama lainnya. Teknik Permainan Simulasi Dalam Bimbingan Kelompok. Fungsi bimbingan konseling dan contohnya. 55 Permainan dalam Bimbingan dan Konseling. Manfaat dan Fungsi Media dalam Bimbingan Konseling 19-26 Paket 4. Perkenalan dan Keakraban Setiap siswa baru yang mengalami proses pindah sekolah karena jenjang pendidikan misalnya dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama atau dari sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas pasti memiliki permasalahan dalam pertemanan dan sosialisasi di dalamnya. Ainaurayyahoocoid Abstrak Interaksi sosial teman sebaya terkadang mengalami permasalahandan hal ini sangat besar dampaknya bagi kelangsungan masa depan remaja itu sendiri. Pada bagian kedua diuraikan 55 permainan yang dikategorikan ke dalam perkenalan dan keakraban komunikasi kerjasama konsentrasi kreatifitas pengembangan diri kepemimpinan yang masing-masing diulas poin belajar sebagai nilai bimbingan dan konseling yang hendak dicapai serta permainan ice breaking sebagai penyegar dan penyemangat suasana. Permainan Games Dalam Bimbingan dan Konseling A. Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi KonselorGuru Bimbingan dan Konseling Fasilitator memfalitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar yaiu melatih kerjasama sikap rela berkorban demi kelompok dan melatih sikap empati pada kelompok. 55 permainan dalam bimbingan dan konseling pdf. Klasifikasi Media Bimbingan Konseling 27-40 Paket 5. Bimbingan Konseling Panduan Guru Bk Dan Guru Umum Drs Daryanto Drs Mohammad Farid Mt Gava Media Shopee Indonesia Jual Buku Konseling 55 Permainan Games Dalam Bk Di Lapak Penerbit Paramitra Publishing Bukalapak Tujuan Mi Baitra Ekstrakurikuler Konseling Pendidikan 55 Permainan Games Dlm Bimbingan Konseling Pengembangan Diri Ice Breaking Dilengkapi Dengan Vcd Shopee Indonesia Bimbingan Konseling Di Sd Mendampingi Siswa Meraih Mimpi Shopee Indonesia Caring For Adolescents Based On The Wisdom Of Indonesian Pandalungan Culture An Ethnonursing Pilot Study Journal Of Pediatric Nursing Nursing Care Of Children And Families Buku Konseling Permainan Game 55 Paramitra Shopee Indonesia Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling Universitas Pgri Madiun
SikapPilihan Karir Siswa Kelas IX E Di SMP Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016" ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 2016 Penulis,
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Serunya Merancang Karier Untuk Masa Depan Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Permainan Monopoli Mahasiswa Asistensi Mengajar Bimbingan dan Konseling melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan metode permaianan meenggunakan permainan monopoli dan mengangkat tema mengenai "Merancang Karier Untuk Masa Depan". Perencanaan karir bukanlah semata-mata merupakan jangka pendek yang dilakukan siswa apabila menyelesaikan pendidikan, namun merupakan proses sepanjang hidup. Hal ini mengandung makna perencanaan karir siswa tidak hanya berlangsung pada saat SMK saja, namun berlangsung sampai siswa dapat mencapai apa yang mereka harapkan sesuai dengan rencana yang telah mereka buat sebelumnya. Untuk membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir, maka siswa terlebih dahulu dapat memahami dirinya yaitu dengan cara memahami ketrampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita- cita, serta aspek lain yang mendukung pemahaman diri hal ini, peran guru BK sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam mengenali dirinya guna merencanakan karir siswa di masa depan. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru BK ialah melalui pemberian layanan bimbingan kelompok. Mengingat daya tarik siswa yang rendah terhadap layanan bimbingan dan konseling, sehingga guru BK diharapkan dapat berkreasi dalam memberikan layanan pada siswa, salah satunya bisa melalui permainan monopoli pada layanan bimbingan kelompok seperti yang mahasiswa AM BK di SMK Negeri 3 Malang lakukan pada beberapa siswa kelas X kuliner 4. source pribadi Layanan bimbingan kelompok ini dilakukan pada minggu ke 3 bulan Mei 2023. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan tema/ topik Rencanakan Karier untuk Masa Depanmu! bersama peserta didik berjumlah 6 orang, dimulai dari masuk ke kelas dan menawarkan layanan bimbingan kelompok melalui permainan monopoli dengan tema perencanaan karier untuk mengambil peserta didik yang berminat dan sukarela untuk mengikuti layanan tersbeut, kemudian diruangan yang berbeda, mahasiswa AM dan peseta didik sebagai anggota kelompok melakukan layanan bimbingan kelompok dengan permainan monopoli yang urutan langkah langkahnya sesuai dengan RPL yang sudah dibuat. Persiapan yang dilakukan mahasiswa dalam menyiapkan permainan kelompok untuk layanan bimbingan kelompok, diantaranyaMahasiswa AM membuat media monopoli yang berisi kartu materi, kartu tantangan, kartu pesan, pion dan AM membuat kartu materi yang berisi materi tentang konsep, tujuan, faktor yang mempengaruhi perencanaan karier, mengenal kelebihan dan kelemahan diri, serta mengenal bakat dan minat AM membuat kartu tantangan yang berisi, Kartu tantanganGambarkan cita cita atau profesi impianmu dan minta teman disampingmu menebaknyaTebak gambar profesi selama 3 menit yang memberikan instruksi hanya bisa menjawab "iya" "tidak" "bisa jadi"Tunjukkan bakat dalam dirimu menyanyi, menari, dan sebagainyaPeragakan 5 profesi impianmu tanpa suara dan anggota kelompok lain akan menebaknya!Ajak 3 temanmu berpose sesuai dengan profesi impian masing masing, foto dan upload di instragram!Tunjukkan 3 tokoh terkenal yang kamu kagumi! Jelaskan alasanmu!Tanyakan ke teman di depanmu, "sebutin 3 kelebihan dan 3 kekuranganku, menurutmu profesi apa yang cocok untukku?"Mahasiswa AM membuat kartu pesan yang berisi,Kartu pesan "Tidak ada yang mustahil, katakan pada diri sendiri 'aku bisa'."Jika hidup ini sebuah permainan, mainkanlah. Jika hidup ini adalah mimpi, maka wujudkanlah. Jadikan setiap momen berharga dalam hidup kita.""Terkadang mungkin kita butuh berhenti sejenak untuk menyusun strategi dan menyiapkan energi untuk lebih cepat lagi berlari menggapai mimpi."Gantungkan Cita-Citamu Setinggi Langit! Bermimpilah Setinggi Langit. Jika Engkau Jatuh, Engkau akan Jatuh di antara Bintang-Bintang"Semakin tinggi kita bermimpi, semakin besar juga perjuangan yang harus kita lewati, dan banyak pula rintangan yang harus kita lalui. Berusahalah, yakin pada dirimu sendiri.""Sukses bukanlah kebetulan. Ia terbentuk dari kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting, cinta akan hal yang sedang atau ingin kau lakukan."Adapun langkah langkah permainan monopoli dalam layanan bimbingan kelompok dengan tema perencanaan karier, diantaranyaMahasiswa melakukan pembinaan hubungan baik dengan menyapa dengan menyapa, menanyakan kabar, berdoa bersama dan melakukan presensiMahasiswa mengarahkan peserta didik dalam kelompok untuk saling menyebutkan nama panggilan untuk membangun keakraban dan kepercayaanMahasiswa Konselor menyampaikan materi yang akan disampaikan mengenai perencanaan karierMahasiswa menyampaikan tujuan dari layanan yang akan dilakukanMahasiswa melakukan ice breaking/ games sederhana untuk pemanasanMahasiswa menjelaskan langkah langkah pokok kegiatan yang akan dilakukan mulai dari penjelasan orientasi materi mengenai perencanaan karierKonselor menjelaskan tata cara bermain monopoliKonselor menjelaskan peraturan permainan kelompokPeserta didik mulai bermaian menggunakan dadu dan pionJika pion peserta didik tepat di kolom materi maka peserta didik harus menyampaikan materi kepada teman yang lainJika pion peserta didik tepat di kolom tantangan/ sanksi maka peserta didik harus melakukan sanksi di kartu tantangan/ sanksiMahasiswa menjelaskan peran dan tanggung jawab peserta didik selama mengikuti bimbingan kelompokMahasiswa menanyakan kesiapan peserta didik di kelas untuk mengikuti kegiatan hari iniApabila peserta didik sudah siap, konselor langsung melanjutkan ketahap intiMahasiswa menyiapkan media monopoli beserta kartu materi, kartu sanksi/ tantangan, pion dan daduMahasiswa menjelaskan tata cara bermain monopoliPeserta didik yang akan memainkan monopoli melakukan hompimpa untuk menentukan urutan jalanPeserta didik nomor urut 1 dapat melemparkan dadu dan menaruh pion permainan sesuai dengan angka yang ditunjukkan, setelahnya dapat mengikuti petunjuk yang tertera pada petak yang ia tempatiPeserta didik lain secara bergantian bermain dan mengikuti petujuk yang sebelumnyaPeserta didik yang mendapatkan petak atau kolom materi harus mengambil kartu materi yang telah disediakan dan menyampaikannya pada anggota kelompok lainPeserta didik yang mendapatkan petak atau kolom tantangan/ sanksi harus mengambil kartu tantangan/ sanksi dan melakukan sesuai perintah kartu tersebutPermainan dapat dilanjutkan sampai finishDi akhir permainan siswa diajak untuk merefleksikan terkait hal yang didapat dan perasaannya setelah melakukan permainan monopoli karierMahasiswa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan konsep perencanaan karier dari permainan yang sudah dilakukanMahasiswa memberikan penguatan terkait konsep perencanaan karierMahasiswa menutup kegiatan dengan menyampaikan terimakasih, doa penutup, dan salam source pribadi 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Dalammenyikapi hal itu, maka salah satu strategi yang bisa dilakukan para guru untuk mengajarkan Bahasa Inggris di tingkat SD, yakni kelas rendah dan tinggi, adalah dengan menggunakan games. Games atau permainan edukatif bisa sangat efektif dalam membantu menyampaikan materi maupun meningkatkan motivasi siswa agar lebih giat belajar.
Belajar merupakan sesuatu perkara yang penting untuk menimba ilmu pengetahuan. Tapi itu tidak bermakna murid-murid terpaksa melepaskan keseronokan semasa sesi pembelajaran. Terdapat banyak aktiviti dan permainan yang boleh dilakukan di dalam kelas. Antaranya ialah permainan dalam kelas 1. Bingo Permainan klasik ini sering dilupakan oleh generasi sekarang. Permainan ini boleh disesuaikan dengan keperluan subjek yang diajar. Selain dari bingo klasik, anda boleh mencipta papan permainan sendiri yang membolehkan pelajar memangkah gambar, peribahasa, persamaan matematik dan lain-lain. 2. Tongue Twisters Tongue twisters adalah satu permainan yang menarik untuk membuatkan kelas lebih ceria. Ianya boleh dilakukan di awal sesi pengajaran. Ayat boleh dibuat dari tahap yang mudah hingga sukar. Lakukan ini dan anda boleh melihat seluruh pelajar di dalam kelas pasti tertawa. Mulakan dengan melihat senarai tongue twister di sini. 3. I Messed Up Di dalam Bahasa Melayu ianya boleh diungkap sebagai saya melakukan kesalahan. Permainan ini membolehkan pelajar untuk berkongsi sesuatu tentang kesalahan yang pernah mereka lakukan. Sebagai contoh, tersepak anak kucing, terlupa untuk memberus gigi dan sebagainya. Aktiviti ini secara tidak langsung membantu pelajar untuk membuat refleksi terhadap diri sendiri. 4. Twenty Objects Di atas sebuah meja, letakkan 20 objek. Selepas itu, berikan beberapa minit untuk pelajar mengingat objek tersebut. Setelah masa tamat, pelajar yang dapat menyenaraikan semua objek dengan betul dikira pemenang. Objek boleh ditukar mengikut kesesuaian modul pembelajaran pada hari tersebut. 5. Taboo Ini adalah satu permainan yang menarik untuk melatih pelajar bercakap dan meluaskan lagi perbendaharaan kata sama ada dalam Bahasa Melayu atau English. Seorang pelajar akan berkomunikasi dengan pasangannya tanpa menggunakan perkataan yang dilarang. Sebagai contoh, pelajar tersebut harus memastikan pasangannya menyebut perkataan “kipas” tetapi mereka dilarang untuk menyebut perkataan “angin,” “suis,” atau “rumah”. Jika pasangannya dapat meneka dengan betul, pelajar boleh bertukar peranan. 6. Pictionary Permainan ini sangat mudah dan hanya memerlukan papan putih di hadapan. Ianya boleh dilakukan dalam skala yang kecil atau besar. Permainan ini hanya memerlukan pelajar untuk meneka gambar yang dilukis di papan putih. Sebagai contoh, kumpulan dibahagikan kepada dua iaitu lelaki dan perempuan. Wakil setiap kumpulan akan tampil ke hadapan untuk melukis mengikut perkataan yang diberi oleh guru. Kumpulan yang dapat meneka dengan pantas semasa ahli mereka melukis di hadapan dikira pemenang. About The Author Irene
Salamdan Sapaan Permainan dalam Kelas. Fungsi: Bisa bermanfaat agar siswa fokus pada guru; Menciptakan kelas yang stabil, di mana kelas gaduh menjadi tenang; Siswa lebih fokus dan berhenti melakukan keributan. Caranya: Guru memberikan instruksi kepada siswa, bila guru mengatakan: Assalamualaikum, siswa membalas dengan: Waalaikumsalam.
Education is an instrument in shaping children's character so that they become a more qualified and independent generation. By nature, a child is born unique with different characters from one another. The difference can be in terms of physical and non-physical. And all of them must be able to be addressed by the education system and the method of attorney by positioning them according to their respective natures. Acts of discrimination both verbal and non-verbal in education must be eliminated and abolished because apart from violating government regulations it also violates the innate nature of a child. At SD Negeri Kedalingan 02 for example, where several children with special needs are given education and teaching according to their nature and needs. They are embraced so that self-confidence grows and they are nurtured using the among method and then directed to develop their potential without discrimination. And indeed educators and teachers have to work twice because they have to prepare two different devices at one time. In terms of their evaluation of the educators and teachers of SD Negeri Kedalingan 02 they are quite good although there are still some problems that must be addressed proportionately. On the other hand, parents in this case must be pro-active and mutually reinforcing for the good of their children in the future without reducing or denying the child's nature Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal on Education Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2022, pp. 3572-3579 E-ISSN 2654-5497, P-ISSN 2655-1365 Website Strategi Pembelajaran Inklusi Siti Asiatun1, Heny Kusmawati2, Syaiful Ma’arif3, Komarudin4, Moh Rizal Muttaqin5, Mujib Zuhdi6 1, 2, 3, 4, 5, 6 Sekolah Tinggi Agama Islam Pati STAIP, Jl. Kampus Raya Sawah, Dadirejo, Kec. Margorejo, Pati, Jawa Tengah 59163 Cyachedoel88 Abstract Education is an instrument in shaping children's character so that they become a more qualified and independent generation. By nature, a child is born unique with different characters from one another. The difference can be in terms of physical and non-physical. And all of them must be able to be addressed by the education system and the method of attorney by positioning them according to their respective natures. Acts of discrimination both verbal and non-verbal in education must be eliminated and abolished because apart from violating government regulations it also violates the innate nature of a child. At SD Negeri Kedalingan 02 for example, where several children with special needs are given education and teaching according to their nature and needs. They are embraced so that self-confidence grows and they are nurtured using the among method and then directed to develop their potential without discrimination. And indeed educators and teachers have to work twice because they have to prepare two different devices at one time. In terms of their evaluation of the educators and teachers of SD Negeri Kedalingan 02 they are quite good although there are still some problems that must be addressed proportionately. On the other hand, parents in this case must be pro-active and mutually reinforcing for the good of their children in the future without reducing or denying the child's nature. Keywords inclusion, learning strategies, SD Negeri Kedalingan, the nature of the child Abstrak Pendidikan merupakan instrumen dalam membentuk karakter anak supaya menjadi generasi yang lebih berkualitas dan mandiri. Dalam kodratnya seorang anak terlahir unik dengan karakter berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu bisa dari segi fisiknya maupun non fisiknya. Dan semuanya harus bisa disikapi oleh sistem pendidikan dan cara pengacaran dengan memposisikannya sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tindakan diskriminasi baik verbal maupun non verbal dalam pendidikan harus dihilangkan dan hapuskan karena selain menyalahi aturan pemerintah juga menyalahi kodrat bawaan seorang anak. Di SD Negeri Kedalingan 02 misalnya, dimana beberapa anak yang berkebutuhan khusus diberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kodratnya dan kebutuhan. Mereka dirangkul supaya tumbuh kepercayaan diri dan dibina dengan metode among kemudian diarahkan untuk mengembangkan potensi diri tanpa dsikriminasi. Dan memang pendidik maupun pengajar harus kerja dua kali karena harus menyiapkan dua perangkat yang berbeda dalam satu waktu. Dalam hal penilaian terhadap mereka pendidik dan pengajar SD Negeri Kedalingan 02 sudah cukup baik walaupun masih menyisakan beberapa problem yang harus disikapi dengan proposional. Di sisi lain orang tua dalam hal ini harus pro aktif dan saling menguatkan untuk kebaikan anak ke depannya tanpa mengurangi maupun menafikan kodrat anak. Kata kunci inklusi, strategi pembelajaran, SD Negeri Kedalingan, kodrat anak Copyright c Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Konmarudin, Moh Rizal, Muttaqin, Mujib Zuhdi Corresponding author Siti Asiatun Email Address Cyachedoel88 Jl. Kampus Raya Sawah, Dadirejo, Pati, Jawa Tengah Received 06 January 2023, Accepted 20 January 2023, Published 20 January 2023 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh umat manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat tumbuh kembang dengan tujuan yang akan di raih dan di capai. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi sampai liang lahat Sadiman, 2011. Pendidikan di Indonesia yang begitu banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda tetap bisa bersatu, bersama dan mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bangsa, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip Binneka Tunggal Ika, yaitu mesti berbeda-beda tetapi Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3573 hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Jika hal itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Dengan kolaborasi perbedaan tersebut dapat menciptakan satu kesatuan. Perbedaan dalam belajar itu dapat terjadi dimana saja seperti perbedaan fisik, agama, suku dan anak yang berkebutuhan khusus, dan mereka semua harus mendapatkan hak yang sama dalam mem peroleh pendidikan. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial, emosional dalam proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan dan pendidikan khusus Cahyaningrum, 2012. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelaian yang dialami anak Pitaloka, 2022. Dengan demikian, jika anak berkebutuhan khusus itu mempunyai penyimpangan atau kelainan tetapi hal tersebut tidak signifikan sehingga tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, maka anak itu bukan disebut anak yang berkebutuhan khusus ABK. Di SD Negeri Kedalingan 02 sangat memperhatikan dan menghargai potensi-potensi yang dimiliki peserta didik walaupun berbeda-beda, hal tersebut sesuai dengan ajaran kemerdekaan. Selain hal itu, semua warga sekolah juga saling menyayangi, mengahargai satu sama lain, hal tersebut sesuai dengan konsep kemanusiaan. Dalam proses pembelajaran didalam kelas yang didalamnya ada beberapa anak berkebutuhan khusus ABK atau yang biasa disebut dengan kelas inklusi. Di dalam melayani anak ABK perlu memperhatikan hambatan dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh peserta didik. Dengan adanya pelayanan yang khusus terhadap mereka, maka ABK akan mendapatkan ilmu yang sama dengan peserta didik non ABK. Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah kelas regular dengan melibatkan seluruh peserta didik tanpa kecuali, meliputi anak yang memiliki perbedaan bahasa, beresiko putus sekolah karena sakit, kekuranagan gizi, tidak berprestasi, anak yang berbeda agama, penyandang HIV/AIDS, anak berkebutuhan khusus, anak yang berbakat dan sebagainya. Mereka dididik dan diberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan cara yang ramah dan penuh kasih sayang tanpa diskriminisasi Kusmawati, 2019. Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang menerima semua keberagaman siswa, baik agama, suku, warna kulit, kemampuan intelektual, dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan dengan apa yang dibutuhkan siswa Zulfi Rokhaniawati, 2017189. Dalam penyelenggaraan kelas inklusi membutuhkan komponen-komponen terkait, seperti halnya fleksibilitas kurikulum, tenaga pendidik, input peserta didik, lingkungan penyelenggaraan pendidikan inklusif, sarana prasarana yang memadai dan penilaian. Pembelajaran di sekolah inklusi tidak akan bisa berjalan dengan baik jika komponen-komponen tersebut tidak saling menguatkan. Menurut Angreni, Sari. 202295 anak berkebutuhan khusus itu sama dengan anak-anak lainnya, hanya saja mereka mempunyai kelaian yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mereka membutuhkan pelayanan yang sesuai dengan hambatannya. Dan komponen- 3574 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 komponen diatas tadi itu sangat mempengaruhi keberhasilan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajarannya. Menurut Majid 201315 pembelajaran bermakna sebagai upaya membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Dan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri butuh proses pembelajaran yang tepat dan baik untuk diterapkan pada kelas inklusi. Menurut kamus kamus besar bahasa indonesia KBBI, kelas adalah ruang belajar di sekolah. Dan menurut Suyanto dan Mudjito 20142 inklusi adalah suatu sistem ideologi dimana secara bersama-sama tiap-tiap warga sekolah menyadari tanggung jawab bersama dalam pendidikan semua siswa sedemikian rupa, sehingga menyadari bahwa setiap orang memiliki perbedaan dan dapat mengembangkannya. Jadi kelas inklusi adalah suatu pembelajaran didalam kelas yang terdiri dari guru, anak reguler dan anak ABK. Berdasarkan pengamatan peneliti pada bulan Oktober 2022 sampai November 2022 jumlah ABK yang ada di SD Negeri Kedalingan 02 kelas II adalah 3 siswa. Pada saat pembelajaran terlihat jelas anak-anak non ABK terlihat aktif, dan anak-anak ABK lebih cenderung pasif/hiper aktif. Strategi pembelajaran yang dipakai untuk anak ABK dan non ABK sama, tetapi sistem penilaiannya yang berbeda. Konsep anak berkebutuhan khusus ABK dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat menetap dan anak yang berkebutuhan khusus yang bersifat sementara Illahi, 2013. Anak-anak yang tergolong dalam jenis ABK adalah autisme, cereblar palsy, down sindrom, indigo, kesulitan belajar, sindrom aspeger, thalasemia, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, tunanetra, dan tunarungu Kokasih 2012. Dan peserta didik ABK yang ada di kelas II SD Negeri kedalingan 02 adalah rata-rata ABK yang tergolong dalam kesulitan belajar atau lamban belajar. Menurut Sari, 201213 anak dengan kesulitan belajar adalah anak yang mempunyai penyimpangan atau hambatan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidak mampuan menulis, membaca, berhitung, mengeja, berfikir berbicara, mendengar dan melihat. Menurut maftuhatin, 2014212 Ciri-ciri yang dapat diamati dari anak lamban belajar yaitu rata-rata prestasi belajarnya rendah, menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, daya tangkap terhadap pembelajaran lambat, pernah tidak naik kelas. Dan anak-anak yang lamban belajar membutuhkan pembelajaran khusus, seperti waktu yang lebih lama, ketelatenan dan kesabaran guru, memperbanyak latihan dari pada hafalan, Menuntut penggunaan media pembelajaran yang variatif, diperlukan adanya pengajaran remedial. Melalui pendidikan inklusif diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat dididik bersama-sama dengan anak normal lainnya, tujuannya adalah agar tidak ada kesenjangan diantara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya, diharapkan pula anak dengan kebutuhan khusus dapat memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya Maftuhatin, 2014. Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3575 Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus melalui pendidikan inklusi sudah direalisasikan mulai tahun 2005 Rasmitadila, 2020. Diharapkan dengan adanya pendidikan inklusi ABK bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak-anak non ABK. Sebuah lembaga yang didalamnya menyelenggarakan sebuah pendidikan inklusi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan tersebut. Menurutkementrian pendidikan nasional Maftuhatin, 2014209, prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif sebagai berikut pertama, prinsip pemerataan dan peningkatan mutu, pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun strategi upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu. Yang ke dua, prinsip kebutuhan individu, setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda karena itu pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak. Yang ke tiga, prinsip kebermaknaan, pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keaneka ragaman dan menghargai perbedaan. Yang ke empat, prinsip keberlanjutan, pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan. Yang terakhir yaitu prinsip keterlibatan, penyelenggaraan pendidikan inklusif harus melibatkan seluruh komponen pendidikan terkait. Berdasarkan observasi peneliti, terdapat perbedaan strategi dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas reguler dan kelas inklusi, dan perbedaan tersebut terletak pada sistem penilaiannya. Adapun fokus penelitian yang telah ditetapkan adalah tentang strategi yang digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas inklusi, sistem penilaian yang digunakan, dan hambatan-hambatan yang dilalui serta solusi-solusi yang digunakan METODE Peneliti melakukan penelitian pada awal bulan oktober di minggu pertama sampai bulan November di minggu ke tiga. Dalam menentukan sebuah penelitian yang benar-benar efektif, peneliti harus benar-benar cermat dalam memilih metode apa yang akan digunakan. Penelitian kali ini yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data primernya adalah kepala sekolah, guru kelas II, peserta didik ABK dan non ABK di SD Negeri Kedalingan 02 kecamatan Tambakromo kabupaten Pati. Dan untuk mendapatkan data itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, yang dilakukan dengan cara pengamatan observasi, wawancara interviu. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini adalah menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi. Dari beberapa Triangulasi yang ada, yang digunakan hanya triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Teknik analisis pada data penelitian ini adalah terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. HASIL DAN DISKUSI Dari hasil penelitian di SD Negeri Kedalingan 02, terdapat tiga pokok permasalahan yang akan 3576 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 di analisis dalam penelitian ini yaitu strategi dalam pembelajaran, sistem penilaian, hambatan dan solusi dalam mengimplementasikan pendidikan inklusi. Pertama yaitu Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan, dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan bahwa pada waktu sebelum pembelajaran dimulai, pendidik menyiapkan RPP, materi dan media yang akan dipakai dalam kelas. Dan pada waktu pembelajaran dimulai pendidik mempersiapkan aturan posisi duduk pada kelas, posisi duduk ini akan berdampak pada proses pembelajaran berlangsung, khususnya untuk ABK. Posisi duduk yang paling sering digunakan pada kelas inklusi ini ialah menempatkan ABK di bangku/ tempat duduk paling depan, dan tempat duduk yang lain ditempati peserta didik non ABK. Dan dalam sistem pebelajarannya, pendidik menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan dan pemberian tugas. Pada waktu pembelajaran pendidik memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik ABK, agar ilmu yang ditransfer pendidik bisa terpukul rata, walau dalam kelas terdapat anak-anak yang berbeda-beda. Menurut Yunaini et al., 2021 materi pembelajaran harus dirancang sefleksibel mungkin agar dapat dengan mudah tersampaikan kepada siswa ABK. Yang ke dua sistem penilaian yang digunakan dalam kelas inklusi di SD Negeri Kedalingan 2, Sistem penilaian yang diterapkan pada kelas inklusi disini adalah sistem penilaian yang fleksibel. Dimana pendidik memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik. Di dalam kelas inklusi ini, pendidik memberikan standar penilaian yang berbeda untuk peserta didik ABK dan Non ABK. Untuk anak ABK diberikan standar penilaian yng lebih rendah dari peserta didik non ABK. Untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik, pendidik melakukan evaluasi di dalam kelas, dengan cara memberikan soal-soal dari pelajaran yang sudah diajarkan. Dalam pembuatan soal, pendidik sudah menyiapkan soal-soal khusus yang akan diberikan kepada peserta didik ABK, dimana soal tersebut berbeda dengan soal yang akan diberikan kepada peserta didik non ABK. Muatan soal yang diberikan untuk peserta didik ABK tingkat kesulitannya lebih rendah dibanding dengan peserta didik non ABK. Menurut Kristanti dan Julia 201745 Tugas-tugas yang diberikan untuk kelas inklusi itu tidak harus monoton dengan pemberian lembaran-lembaran soal, akan tetapi bisa denga n menggunakan model pengujian seperti kuis, anak dalam menjawab soal yang diberikan pendi dik dengan mandiri dan tertib, dan perhatian khusus juga harus diberikan kepada peserta didik ABK Dari pengamatan selama ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa di SD Negeri 2 Kedalingan sudah cukup baik dalam melakukan penilaian di dalam kelas inklusi, karena dengan memberikan kesempatan dan kelonggaran kepada peserta didik ABK yang sebelumnya merasa sangat kehilangan semangat belajar, sehingga dengan pembuatan program dan teknik pembelajaran yang tepat, peserta didik ABK dapat menumbuhkan semangatnya kembali dalam belajar. Yang ke tiga yaitu hambatan dan solusi dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran di kelas inklusi SD negeri 2 Kedalingan, Dari hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti dapatkan dalam kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan, terdapat beberapa hambatan yang dilalui, Hambatan-hambatan yang dihadapi tersebut adalah pertama, kurangnya pendidik yang benar-benar profesional Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3577 dalam mengolah dan menata kelas inklusi. Yang ke dua kurangnya kesabaran pendidik dalam menghadapi peserta didik ABK yang hiper aktif. Yang ke tiga, bingungnya pendidik dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat, karena terdapat perbedaan pada peserta didik ABK di dalam kelas, ada ABK pasif, dan ABK hiper aktif. Menurut Rahmawati, Shomad, 2019,hambatan yang dialami setiap individu itu berbeda, walaupun mereka mempunyai disabilitas yang sama. Yang ke empat adalah susahnya mencari guru pendamping di dalam kelas, yang bisa secara khusus mendampingi peserta didik ABK, sehingga dapat mempermudah dalam pembelajaran. Yang ke lima, kurangnya kesadaran wali murid dalam mengakui kondisi anak, bahwa anaknya adalah termasuk anak berkebutuhan khusus, jadi pada waktu pendaftaran pertama masuk sekolah, anaknya didaftarkan sebagai anak yang normal atau non ABK, sehingga butuh waktu bagi seorang pendidik untuk mengetahui kondisi peserta didiknya secara pasti, dan itu juga dapat mempengaruhi metode pembelajaran yang akan digunakan. Dari berbagai kendala- kendala yang dihadapi, solusinya adalah pendidik harus benar-benar m empelajari tentang penguasaan dalam pembelajaran di kelas inklusi dan kalau bisa pendidik mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran didalam kelas inklusi. Pendidik harus benar-benar sadar bahwa yang dihadapinya itu sebagai amanah dan tanggung jawab yang harus di emban, sehingga dalam pembelajaran jika terjadi sesuatu yang kurang pantas atau kurang berkenan dihati, sehingga memancing emosi pendidik, maka saat itulah pendidik merasa diuji, dan pada waktu itulah pendidik harus benar-benar melapangkan dada, sehingga pendidik bisa memberikan pengertian kepada peserta didik ABK dengan perkataan yang lemah lembut dan bisa diterima dengan baik oleh peserta didik ABK tersebut, dalam peneguran kepada peserta didik ABK jangan keras-keras dan didepan umum, karena dengan melakukan hal tersebut dapat melemahkan hati dan mentalnya. Selanjutnya yaitu pendidik harus menyiapkan beberapa metode yang akan dipakai, sehingga pada waktu pembelajaran pendidik bisa mudah memilih metode apa saja yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik didalam kelas inklusi. Solusi yang ke tiga pendidik harus memperluas jaringan pengiklanan dalam penawaran lowongan guru pendamping baru. Dan dalam pengiklanan, standar yang ditetapkan jangan terlalu tinggi agar banyak yang tertarik untuk melamarnya. Kenapa standar guru pendamping lebih rendah dibanding guru kelas? Karena guru pendamping hanya bertugas untuk mendampingi peserta didik ABK saja, dan itu jelas berbeda dengan guru kelas, yang bertugas penuh dalam pembelajaran untuk satu kelas. Solusi selanjutnya yaitu wali murid harus jujur dengan keadaan anaknya yang sebenarnya, sehingga nanti pendidik bisa memposisikan anaknya sesusai dengan kemampuan anak tersebut. Dan dengan kejujuran itu pendidik bisa menentukan metode pengajaran yang tepat untuk digunakan dalam kelas. KESIMPULAN Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan adalah menyiapkan beberapa metode pembelajaran yang akan digunakan sebelum pembelajaran dimulai, menata tampat duduk peserta didik secara efektif dengan menempatkan posisi 3578 Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari 2023, hal. 3572-3579 ABK di bangku paling depan. Dan dalam sistem pebelajarannya, pendidik menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan dan pemberian tugas. Sistem penilaian yang digunakan dalam kelas inklusi di SD Negeri 2 Kedalingan adalah sistem penilaian yang fleksibel. Dimana pendidik memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik. Hambatan dan Solusi Dalam Mengimplementasikan Strategi Pembelajaran di Kelas Inklusi SD Negeri 2 Kedalingan adalah pertama, kurangnya pendidik yang benar-benar profesional dalam mengolah dan menata kelas inklusi. Solusinya adalah pendidik sebaiknya mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kelas inklusi. Kedua, kurangnya kesabaran pendidik dalam menghadapi peserta didik ABK yang hiper aktif. Solusinya pendidik harus sadar dan penuh kesabaran dikuatkan dengan pemahaman bahwa mereka itu amanah dan tanggung jawab yang harus diposisikan pada kodratnya sendiri. Ketiga, susahnya mencari guru pendamping di dalam kelas inklusi. Solusinya adalah Memperluas jaringan pengiklanan dalam penawaran lowongan guru pendamping baru. Dan memberikan standar yang lebih rendah dari guru kelas. Ke empat kurangnya kesadaran wali murid dalam mengakui kondisi anaknya ABK. Solusinya adalah wali murid harus jujur dengan kondisi anak, sehingga harus diperlakukan dengan sabar dan baik. Yang terakhir yaitu, bingungnya pendidik dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat. Solusinya adalah Pendidik harus menyiapkan beberapa metode yang akan dipakai, sehingga nanti ada banyak pilihan yang di anggap tepat dalam pembelajaran. REFERENSI Anggreni, S., Sari, R., T. 2022. Analisis Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Padang. Vol 8 No. 1. Cahyaningrum, R., K. 2012. Tinjauan Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Pada Program Inklusi Studi Deskriptif di SD dan SMP Sekolah Alam Ar-Ridho, no 1. Illahi, M., T. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta Aruzz Media. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta Kemendiknas RI. Kokasih 2012 Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung Yrama Widya. Kristanti, D., Julia, S. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-D Untuk Kelas Inklusi Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Maju, Volume 4, 38-50. Kusmawati, H,. 2021. Strategi Belajar Mengajar di Era Disrupsi. Pati Al Qalam Media Lestari. Maftuhatin, L. 2014. Evaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus Darul Ulum Jombang. Vol 3. Nomor 2. Strategi Pembelajaran Inklusi, Siti Asiatun, Heny Kusmawati, Syaiful Ma’arif, Komarudin, Moh Rizal Muttaqin, Mujib Zuhdi3579 Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung Rosdakarya. Pitaloka, A., Fakhiratunnisa’ S. & Ningrum, T. 2022. Konsep Dasar Anak Berkebutuhan Khusus, Vol 2. https//ejournal, Rahmawati, F., & Shomad, Z., A. 2019. Analisis Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi. Publikasi Rokhaniawati, Z. 2017. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017, Vol 3, Nomor 3, Sadiman, Arief, S., dkk. 2011, Media Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannya. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Sari, L., A. 2012. Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta Republika Indonesia. Suyanto & Mudjito. 2014. Masa Depan Pendidikan Inklusif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Yunaini, N., Muhammadiyah, U., & Lampung, P. 2021. Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi. 11, 18-25. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this AnggreniR SariAnggreni, S., Sari, R., T. 2022. Analisis Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi Kota Padang. Vol 8 No. 1. Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani PesertaR CahyaningrumCahyaningrum, R., K. 2012. Tinjauan Psikologis Kesiapan Guru Dalam Menagani PesertaPendidikan Inklusif Konsep dan AplikasiM IllahiIllahi, M., T. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta Aruzz Pelatihan Pendidikan InklusifKementrian Pendidikan Nasional. 2010. Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta Kemendiknas Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-DD KristantiS JuliaKristanti, D., Julia, S. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model 4-DEvaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus DarulL MaftuhatinMaftuhatin, L. 2014. Evaluasi Pembelajaran anak berkebutuhan khusus ABK di Kelas Inklusif di SD Plus Darul 'Ulum Jombang. Vol 3. Nomor MajidMajid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas InklusiF RahmawatiZ ShomadRahmawati, F., & Shomad, Z., A. 2019. Analisis Hambatan Dalam Proses Pembelajaran Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi. Publikasi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SDZ RokhaniawatiRokhaniawati, Z. 2017. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Kelas Inklusi Di SDMedia Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannyaArief SadimanSadiman, Arief, S., dkk. 2011, Media Pendidikan Pengertian Pengembanagan dan pemanfaatannya. Jakarta PT Rajagrafindo Persada.. 299 125 41 235 452 443 112 10