Ilustrasi doa pengasihan nabi yusuf. Foto Unsplash. Nabi Yusuf adalah putra ketujuh dari dua belas putra yang dimiliki Nabi Yakub. Banyak hal menarik dari perjalanan hidup kisah Nabi ini diawali oleh penganiayaan saudara-saudaranya, dipenjara karena fitnah perempuan, hingga menjadi penguasa Mesir yang membuatnya bisa bertemu kembali dengan dari buku Nabiku Teladanku oleh Lutfiya Cahyani, kenabian Yusuf telah diketahui oleh sang ayah ketika dirinya masih kecil. Hal tersebut diketahui saat Yusuf bercerita kepada Yakub bahwa dirinya bermimpi ada sebelas bulan, bintang, dan matahari bersujud di yang dikaruniai kemampuan untuk menafsirkan mimpi, mengartikan mimpi tersebut sebagai sebuah tanda bahwa Yusuf kelak akan menjadi Nabi. Sejak mimpi itu, Yakub memutuskan untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih kepada kasih sayang yang berbeda itu memunculkan kedengkian di hati saudara-saudara Yusuf yang lain. Bahkan dari kesepuluh saudaranya merencanakan persekongkolan untuk mendzalimi Nabi Yusuf yakni dengan membuang dan meninggalkannya saat saat itu, cobaan demi cobaan selalu menimpa Nabi Yusuf. Mulai dari fitnah hingga dijebloskan ke dalam penjara ketakwaan beliau, Allah membebaskannya dari penjara dan memberikan kebahagiaan serta kedudukan terhormat sebagai pejabat pemerintahan untuk melalui cobaan-cobaan tersebut, Nabi Yusuf selalu memanjatkan doa kepada Allah dalam setiap ibadahnya. Salah satu doa yang terkenal adalah doa pengasihan Nabi Yusuf, yang bisa diamalkan oleh umat Islam dalam kehidupan Pengasihan Nabi YusufIlustrasi doa pengasihan nabi yusuf. Foto Freepik. Dikutip dari buku Sekelumit Kandungan Isi Al Qur’an oleh Ahmad Hamid, doa pengasihan Nabi Yusuf merupakan potongan ayat dari Surat Yusuf ayat 4. Adapun bacaannya sebagai berikutإِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَIdz qaala yuusufa li abiihi yaa abata innii ra aitu ahada asyara kau kabau wasyamsa wal qamara ra aituhum li Ingatlah, ketika yusuf bercerita kepada ayahnya Yakub, “Wahai Ayahku sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari, dan bulan, semuanya sujud kepadaku.”Ayat tersebut merupakan salah satu dari cerita mimpi Nabi Yusuf yang ditafsirkan oleh Ayahnya sebagai tanda bahwa Yusuf kelak akan menjadi seorang nabi. Matahari, bulan, dan bintang dianalogikan sebagai orang-orang yang berakal yang memberikan penghormatan kepada Nabi ini bisa diamalkan umat Muslim dalam keadaaan suci dari hadas kecil maupun besar. Ketika sampai pada bagian akhir ayat, bisa menambahkan nama orang-orang yang dikasihi untuk tujuan kebaikan. Saat mengamalkan doa tersebut bisa menambahkan dengan surat Al-Fatihah diakhir doa dan mengusapkannya ke wajah. Selain ditujukan kepada orang-orang terkasih, doa ini juga berkhasiat dikabulkannya sebuah hajat seseorang.